Rommi Ariesta | AiTi and Blog

Berbagi tentang Teknologi Informasi untuk kehidupan yang lebih menyenangkan

"Wakil rakyat kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman-teman dekat, apalagi sanak family". Sepenggal lirik lagu yang di nyanyikan Iwan Fals dalam sebuah lagunya. Siapa yang tak tahu itu semua.

Jawara pembela kepentingan rakyat, bekerja demi kepentingan masyarakat luas. "Membela mereka yang tertindas". Misi yang di emban oleh para wakil rakyat di DPR adalah tugas mulia. Namun relaitas berbicara lain, dari koran dan ekspos media kita jadi muak melihat polah mereka.

Akrobat dan kompetensi mereka dalam hal korupsi tak perlu di ragukan lagi. Tiap hari media merilis aksi biadab mereka. Tak pandang bulu dan tak pandang tempat dan waktu, selagi ada kesempatan sepertinya mereka berusaha untuk bisa korupsi.

Saya hampir di buat bosan oleh berita korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan. Kadang saya jadi malas untuk beli koran, beritanya tak jauh-jauh dari korupsi anggota DPR. Milyaran rupiah duit rakyat makuk ke pundi-pundi mereka.

Belum habis berita kasus suap yang di gelontorkan Bank Indonesia (BI) dalam penyelewengan dana Yayasan pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar 31,5 milyar ke komisi perbankan DPR. Ada lagi kasus tertangkapnya Al-Amin Nasution. Belum selesai dua episode cerita itu, kita kembali di buat kaget oleh pengakuan Agus Chondoro tentang "uang pelicin" dari Miranda Goltoem untuk memuluskan dia menjadi Deputi Senior BI. 

Ups, jangan apatis dulu dengan sikap sebagian bapak-bapak kita di Senayan itu. Masih banyak rekan-rekan mereka yang mempunyai rekam jejak yang baik, bersih dari korupsi, jalan mereka lurus-lurus saja.

Saya baru tersadar dan berpikir, seharusnya kita harus iba dengan anggota DPR yang getol korupsi. Ternyata mereka itu orang-orang miskin, dan yang lebih parah lagi tak bermoral. 

Saya tak mengerti dengan alur pikiran mereka, entah apa yang dicari. Semoga saja anggota DPR itu cepat dewasa dan menjadi orang kaya. "Ya tuhan, tunjukkanlah jalan yang lurus untuk wakil ku di sana". Amien..

Read More..

Waspadalah sebelum memutuskan untuk ngeblog. Blogging bisa membuat anda ketagihan (Addict), kejang-kejang pada urat saraf untuk segera ngeblog setiap ada kesempatan, selalu mencari ide segar untuk setiap posting. 

Efek yang di timbulkan blog memang tak berdampak pada kesehatan tapi memberikan kontribusi positif pada psikologis seseorang. Seharusnya, Di halaman utama sebuah layanan blog terpampang peringatan, "Blog dapat menyebabkan ketergantungan, otak selalu bekerja, mata melolot, dan menjelajah halaman web lebih lama", bak iklan peringatan pada rokok.

Umum di temukan cerita bahwa, banyak blogger yang keranjingan untuk ngeblog. Sehari bisa beberapa kali memposting tulisan. Ketika asiablogging baru di perkenalkan, ada penulis mereka yang tak sabaran lagi segera ingin memposting tulisannya walaupun server mereka sedang down.

Patut di waspadai bahwa penyakit ini tidaklah kronis tapi sampai saat ini belum ditemukan penawarnya. Semakin lama ia akan semakin rumit. Seorang blogger yang telah memasuki tahap akut, tidak hanya mempunyai satu atau dua blog, bisa mempunyai empat bahkan lebih.:) 

Tak perlu khawatir jika anda mulai merasa kecanduan. Penyakit yang di timbulkan oleh blog juga merupakan obat dari berbagai masalah. Ia bisa menjadi penawar dari kesepian, pengobat hati yang gelisah, membuang kejenuhan, vitamin bagi otak, supelmen kreativitas dan berbagai hal positif lainnya.

Gejala-gejala yang ditimbulkan pada awal penyakit ini gampang terdeteksi. Pada tahap awal, orang akan merasa lemas dan bersalah jika tak sempat meng-update blognya. Berpikir keras menemukan ide untuk postingan, mencuri-curi waktu untuk ngeblog, tak mengenal waktu ketika ngeblog.

Jika merasakan hal di atas, artinya zat aditif blog sudah mulai menjalar dalam darah anda. Bila sudah demikian, biarkanlah anda terperosok lebih dalam. Kecanduan ini memberikan sensasi yang luar biasa dan kenikmatan tiada tara. Ingat, belum ada obatnya. Jadi nikmati saja.


Read More..


Ada suatu rasa yang aku dapatkan tiap kali selesai posting satu tulisan di blog yaitu kenikmatan yang tiada tara. Sebuah wujud kepuasan yang tak begitu kentara tapi bergelora di dalam jiwa. Tak tahu apa penyebab utamanya. Mungkin belum ketemu saja.

Singkat cerita, setiap kali selesai menulis aku seolah menemukan sebagian dari jiwa ku yang hilang. Pada esensinya, secara jujur, ku katakan bahwa diriku senang berbagi sesuatu dengan orang lain, terlebih bila itu memberikan manfaat.

Setidaknya ini lah yang bisa ku raih ketika sebuah tulisan sederhana tampil di dalam blog ku. Seperti saat ini, sebelum tidur semalam aku bercerita tentang Google Chrome, dan di saat aku bangun untuk makan sahur. Jiwa ku kembali bergelora untuk segera menulis di blog. 

Sebetulnya modal untuk menulis aku sudah punya sedikit, yaitu senang membaca. Sejak kecil aku memang sudah senang membaca. Semua yang masih terbaca tak perduli apapun dia, jika sempat pasti ku baca. Terkadang ku ingat, sobekan koran pembungkus bumbu dapur juga ku nikmati.

Aku belum tahu minat ku di bidang apa. Ingin rasanya menjadi ahli di bidang tertentu dan berdidikasi di dalamnya. Seleb sering mengutarakan "ingin total" atau totalitas. Ada suatu pola yang secara alami dan tak ku sadari menjadi semacam rutinitas. Aku begitu bersemangat untuk membaca berita dan mencari informasi seputar dunia teknologi dan internet. Betul memang aku mencintai kedua hal tersebut. Kenapa tak ku coba saja menjalani dan mulai menekuninya. 

Jalanilah hal kecil yang membuat mu bahagia, menulislah. Mungkin kau akan menjadi penulis. Jikalau gagal, jangan takut. Setidaknya kau telah berbagi dan belajar untuk memberi dengan tulus. Hal terpenting adalah mulailah menjaga konsistensi untuk terus berbagi. 

Read More..


Semangat open source dan saling berbagi yang dulu sempat mempunyai ruang khusus di hati, kini kembali dibangunkan oleh kehadiran web browser yang dilahirkan dari perut Google. Sudah 4 hari sampai detik ini, saat ngeblog ini pun saya menggunakan Google Chrome.

Dari pengamatan saya, hampir semua produk google dibangun dengan kesederhanaan dari segi fisiknya (baca: design). Namun kesederhannan ini tak berarti fitur-fitur yang yang tersedia juga sederhana. Bentuk boleh simple tapi bobot boleh di adu.

Selain itu, produk-produk lansiran google dirancang untuk bekerja cepat. Perpaduan unsur kesederhanan tapi tak membosankan ketika di tatap dan kecepatan inilah yang menjadi alasan saya jatuh cinta pada google.

Chrome adalah produk google yang open source, dan pada rilis nya semua orang telah di ajak untuk berkontribusi mengembangkannya. Rilis Chrome saat ini masih versi beta 0.2.149.27 dan pada saat menuliskan postingan ini saya sedang meng-update ke versi terbaru.

Kesederhaan Chrome yang tak biasa bisa langsung dinikmati. Tak seperti web browser umumnya, tak ada menu yang berada pada bagian kiri atas aplikasi browser atau seperti aplikasi lainnya. Untuk opsi dan berbagai settingan, google memberikan sedikit ruang pada bagian kanan sebelah address bar dengan tanda kertas untuk menu file dan settingan kita bisa mengklik gambar kunci. Enak dipandang.

Mencomot yang terbaik dan memadukan para terbaik itu di didapatlah yang terbaik. Ini falsafah yang di gunakan Chrome. Chrome tidak di kembangkan dari nol, tapi google juga menggunakan 
Apple Web's Kitt nya Safari dan komponen Mozilla's firefox serta semangat berbagi (open source).

Dalam hal kecepatan, Chrome terasa memang lebih cepat untuk membuka halaman web terutama yang banyak menggunakan java script. 

Saya dulunya begitu fanatis dengan firefox, semenjak hadirnya Google Chrome saya mulai mendua dan mulai banyak bercengkrama dengan "Anak" google ini. Tak ada yang superior dalam dunia web browser, semua mempunyai fan's sendiri. Kita bebas memilih yang kita suka. 

Bagi yang begitu fanatik tehadap suatu aplikasi ada baiknya membuang sifat buruk ini. Jika anda tidak menyukai suatu mainan baru, anda pun bisa seketika kembali. Nikmatilah indahnya dunia di luar sana. Selamat Mencoba Google Chrome. 



Read More..

Menemukan bidang pekerjaan yang anda cintai, di mana dalam melakukannya, anda merasa begitu bahagia. Suatu bidang yang membawa anda pada kenikmatan, bisa membuat anda puas dan merasa enjoy saat menjalani prosesnya terlebih ketika menikmati hasilnya. Tak perduli dengan nilai rupiah yang bisa anda hasilkan dari "ladang" garapan anda itu.

Tak semata uang menjadi ukuran kebahagian sukses itu. Bisa kita temukan berapa banyak orang yang keluar dari pekerjaanya sekarang walaupun pekerjaan itu memberikan dia kekuasaan dan wewenang yang besar bahkan sampai status sosialnya bisa terangkat karena pekerjaan itu.

Bidang yang di geluti tidak semata-mata sebuah kebetulan (by accident) tapi melalui proses perencanaan dan rancang bangun dari usaha pencarian dan pergulatan batin yang panjang.

Dengan umur hampir seperempat abad, saya sekarang masih di sibukkan dengan pergolakan pemikiran proses pencarian identitas. Mau menekuni bidang apa yang betul-betul membuat saya all out menjalaninya. Proses penemuan jati diri ini terasa begitu sulit.

Lekat dalam ingatan saya, ibunda tercinta pernah mengatakan "Kalau mengerjakan sesuatu itu harus benar-benar sampai selesai, jangan setengah-setengah". Saya jarang mengerjakan sesuatu pekerjaan sampai tuntas, terkecuali tugas dan tanggung jawab saya. Diluar itu, seperti hobi dan rencana saya, semuanya acap kali putus di tengah jalan. Dedikasi adalah sesuatu yang penting. Tapi untuk sampai pada tahap itu, kita perlu tahu siapa kita sesungguhnya.

Mungkin karena saya sering cepat bosan dan ingin menguasai banyak hal yang membuat saya sampai sekarang belum bisa dan yakin dengan berbagai opsi yang akan saya geluti. Pekerjaan yang saya lakukan sekarang bukan terjadi karena niat tapi karena keterpaksaan harus bekerja, yang penting bekerja.

Satu prinsip yang nanti akan saya pegang ketika saya benar-benar bisa menemukan "celah kecil" dalam hidup yang akan membuat saya bahagia. Saya harus mencintai "celah itu" yang bisa membuat saya bahagia melakukannya dan memberikan manfaat buat sebanyak mungkin orang.


Read More..

Internet Sehat Blog Award '09

Internet Sehat

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Categories

Archives

Recent Posts

Recent Comments

NavinoT

NavinoT
Another Technology Paradigm